Berjualan online menjadi pilihan populer bagi banyak pengusaha, terutama yang memiliki omset besar, seperti Rp 500 juta per bulan. Ada dua pilihan utama untuk mendistribusikan produk secara digital: website toko online dan marketplace.
Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, terutama dari segi biaya. Mari kita lihat perbandingan biayanya dengan asumsi omzet Rp 500 juta per bulan.
Perbandingan Biaya Jualan Online Menggunakan Website Toko Online v.s Marketplace
Khusus untuk yang sudah beromset minimal Rp. 500 juta per bulan, ada baiknya untuk mempertimbangkan biaya jualan online Anda.
Berikut beberapa aspek dalam perbandingan antara berjualan menggunakan website toko online v.s marketplace.
1. Biaya Pembuatan dan Pemeliharaan
Website Toko Online
- Biaya Awal:
- Domain: Rp 150.000 – Rp 350.000 per tahun.
- Hosting: Rp 500.000 – Rp 2.000.000 per tahun (tergantung spesifikasi server).
- Platform dan Tema Premium: Menggunakan platform seperti WordPress atau Shopify dapat memerlukan biaya lisensi dan tema (sekitar Rp 500.000 – Rp 2.000.000).
- Desain Kustom: Jika Anda membutuhkan desain khusus, biaya bisa mulai dari Rp 2.000.000 hingga Rp 15.000.000 atau lebih, tergantung pada kompleksitasnya.
- Biaya Pemeliharaan:
- Termasuk pembaruan keamanan, backup, dan perbaikan bug, dengan kisaran biaya Rp 200.000 – Rp 500.000 per bulan.
Marketplace
- Biaya Awal:
- Hampir tidak ada biaya pembuatan, karena pendaftaran biasanya gratis dan platform sudah siap digunakan.
- Biaya Pemeliharaan:
- Tidak ada biaya pemeliharaan tambahan karena semua sudah diurus oleh platform marketplace.
2. Biaya Transaksi
Website Toko Online
- Biaya Payment Gateway:
- Untuk menerima pembayaran, Anda perlu menggunakan payment gateway seperti Midtrans atau Xendit dengan biaya layanan sekitar 1-3% per transaksi.
- Biaya Tambahan (SSL):
- Sertifikasi SSL untuk keamanan transaksi, dengan biaya Rp 200.000 – Rp 500.000 per tahun.
Marketplace
- Komisi per Transaksi:
- Marketplace seperti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak menerapkan komisi sebesar 5-10% per transaksi. Ini berarti, dengan asumsi omzet Rp 500 juta per bulan, biaya komisi akan berkisar antara Rp 25.000.000 hingga Rp 50.000.000 per bulan.
- Biaya Admin Tambahan:
- Marketplace sering mengenakan biaya admin per transaksi (sekitar Rp 1.000 – Rp 5.000), yang dapat menambah biaya operasional jika volume penjualan sangat tinggi.
Jadi, biaya layanan ini dapat Anda hemat atau alokasikan ke pemasaran online jika berjualan dengan toko online.
3. Biaya Pemasaran
Website Toko Online
- SEO dan Digital Marketing:
- Anda bertanggung jawab penuh atas pemasaran website. Ini termasuk biaya iklan di Google Ads, Facebook Ads, atau influencer marketing. Biaya ini bisa bervariasi, mulai dari Rp 5.000.000 hingga puluhan juta rupiah per bulan.
- Traffic Organik:
- Untuk menarik pengunjung organik dari mesin pencari, Anda harus berinvestasi pada SEO, yang mungkin tidak langsung terlihat hasilnya.
Marketplace
- Promosi Internal:
- Marketplace biasanya memiliki traffic yang tinggi. Namun, untuk menonjol di tengah persaingan, Anda perlu membayar fitur promosi internal seperti Shopee Ads atau Tokopedia TopAds, dengan biaya mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 5.000.000 per kampanye.
- Promosi Gratis:
- Marketplace kadang menawarkan fitur promosi gratis seperti flash sale atau penempatan khusus yang dapat dimanfaatkan.
Di marketplace, jika Anda beriklan Anda tetap saja bersaing dengan pengiklan lainnya di dalam situs marketplace tersebut.
4. Keuntungan Jangka Panjang
Website Toko Online
- Kepemilikan Data:
- Anda memiliki kendali penuh atas data pelanggan, sehingga dapat mengembangkan strategi pemasaran ulang (retargeting) dengan lebih efektif.
- Branding:
- Website sendiri memberi kesan lebih profesional dan meningkatkan brand awareness jangka panjang.
Marketplace
- Ketergantungan pada Platform:
- Anda bergantung pada kebijakan marketplace. Jika marketplace menaikkan komisi atau mengubah algoritma pencarian, penjualan bisa terdampak.
- Tidak Ada Kendali atas Data Pelanggan:
- Data pelanggan dimiliki oleh marketplace, sehingga sulit untuk membangun hubungan jangka panjang tanpa mengarahkan pelanggan ke platform lain.
Tabel Perbandingan Biaya Jualan via Website Toko Online v.s Marketplace
Untuk bisnis yang sudah beromset di atas Rp. 500 juta per bulan, berikut tabel perbandingan biaya yang perlu Anda perhatikan.
Aspek | Website Toko Online | Marketplace |
---|---|---|
Biaya Awal | Rp 5.000.000 – Rp 15.000.000 | Rp 0 |
Biaya Per Bulan | Rp 500.000 – Rp 1.000.000 (hosting & maintenance) | Rp 25.000.000 – Rp 50.000.000 (komisi 5-10% dari omzet Rp 500 juta) |
Biaya Marketing | Rp 3.000.000 – Rp 10.000.000+ | Mulai dari Rp 50.000 per kampanye |
Total Biaya Per Bulan | Rp 8.500.000 – Rp 26.000.000 | Rp 25.000.000 – Rp 50.000.000 |
Kontrol Branding | Penuh | Terbatas |
Kepemilikan Data | Penuh | Tidak ada kontrol |
Keuntungan Jangka Panjang | Tinggi (terutama untuk pengembangan merek) | Tergantung kebijakan platform |
Rekomendasi
Jika bisnis Anda memiliki omset besar (Rp 500 juta per bulan) dan Anda berencana mengembangkan merek jangka panjang, website toko online adalah pilihan yang lebih efisien dari segi biaya.
Meski biaya awal lebih tinggi, kontrol penuh atas data dan branding akan memberikan keuntungan besar di masa depan.
KiosMaya dapat membantu bisnis Anda dalam bertransformasi dari jualan via marketplace ke website toko online official Anda sendiri.
Silahkan lihat layanan pembuatan website toko online KiosMaya, atau hubungi kami untuk berdiskusi terlebih dahulu.