1. Pembukaan yang Klise dan Terlalu Umum
Kalau baca artikel yang dibuka dengan kalimat seperti:
- “Di era digital saat ini…”
- “Tak bisa dipungkiri bahwa…”
- “Banyak orang yang belum menyadari bahwa…” Bisa jadi itu hasil AI! ChatGPT sering menggunakan pembukaan generik yang terdengar formal dan kaku. Supaya lebih natural, cobalah langsung ke inti atau gunakan storytelling.
Contoh yang lebih manusiawi:
- “Pernah nggak sih baca artikel yang terasa datar dan kayak nggak punya jiwa? Bisa jadi itu hasil AI!”
2. Struktur Kalimat Terlalu Rapi dan Kaku
AI cenderung menulis dengan pola subjek-predikat-objek yang terlalu terstruktur, tanpa ada variasi panjang-pendeknya kalimat. Tulisan manusia biasanya lebih dinamis, kadang pendek, kadang panjang. Kadang pakai bahasa gaul. Kadang nggak. Gitu.
3. Banyak Mengulang Ide dengan Kalimat Berbeda
ChatGPT sering mengulang-ulang poin yang sama dengan kata-kata berbeda supaya artikel jadi lebih panjang.
Contoh hasil AI:
- “Menulis artikel dengan gaya natural sangat penting agar pembaca merasa nyaman. Jika artikel terlalu kaku, pembaca bisa cepat bosan dan kehilangan minat. Oleh karena itu, pastikan artikel yang ditulis terasa lebih hidup dan mengalir.”
Versi lebih manusiawi:
- “Artikel yang enak dibaca itu kayak ngobrol, ngalir gitu. Kalau terlalu kaku, siapa yang betah?”
4. Kesimpulan yang Klise dan Mengambang
Artikel buatan AI sering banget nutup dengan kalimat seperti:
- “Pada akhirnya, semua tergantung pada preferensi masing-masing.”
- “Dengan memahami hal ini, kita bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan.”
- “Secara keseluruhan, artikel ini membahas tentang…”
Supaya lebih natural, tambahkan opini, call-to-action, atau humor ringan.
Contoh yang lebih hidup:
- “Intinya, kalau mau artikel nggak ketahuan buatan AI, coba kasih sentuhan personal. Biar pembaca ngerasa kayak lagi ngobrol, bukan baca hasil ketikan robot. Setuju nggak?”
5. Minim Contoh atau Pengalaman Pribadi
Tulisan AI biasanya terasa netral dan objektif banget, tapi jarang memasukkan contoh konkret atau pengalaman pribadi. Padahal, ini yang bikin artikel terasa lebih nyata dan relatable.
Contoh hasil AI:
- “Banyak orang mengalami kesulitan dalam menulis artikel yang menarik. Oleh karena itu, penting untuk memahami struktur yang baik.”
Versi manusiawi:
- “Dulu, saya juga sering ngerasa tulisan saya datar banget. Tapi setelah coba nambahin cerita dan contoh nyata, hasilnya lebih enak dibaca.”
Cara Bikin Artikel yang Lebih Natural
✅ Gunakan gaya ngobrol, sesuaikan dengan audiens
✅ Jangan ragu pakai humor, opini, atau contoh nyata
✅ Variasikan panjang kalimat, biar nggak monoton
✅ Hindari pembukaan dan kesimpulan yang generik
✅ Gunakan emosi dalam tulisan supaya lebih hidup
Nah, sekarang udah tahu kan gimana cara bedain artikel yang ditulis AI dan yang lebih manusiawi? Kalau kamu sering pakai ChatGPT buat nulis, coba deh ubah sedikit biar lebih natural. Ada pengalaman lucu soal artikel AI? Share di kolom komentar!
Notes: Artikel inipun dibuat menggunakan ChatGPT 😆, penggunaan nomor dan bullet list yang terlalu mendominasi, garis pembatas, icon-icon, judul didominasi dengan H2, dan beberapa opininya tidak selalu akurat. Chat GPT bergantung pada masukkan para pengguna dan data yang mereka proses sebelumnya.
Mereka yang terbiasa menulis dan membaca tulisan secara orisinil akan mengenali dengan mudah mana yang AI Generated mana yang hasil pemikiran dari seorang manusia. Memang benar adanya, tulisan hasil Chat GPT sangat membosankan, seperti zombie yang tanpa jiwa.
Jika bisnis Anda belum bertaubat dari menggunakan Chat GPT untuk publikasi artikel secara mentah-mentah, siap-siap kepercayaan client dan calon client menurun secara konsisten.
Hubungi kami untuk mendapatkan jasa penulisan artikel SEO yang berkualitas.