Mengelola toko offline (toko fisik) yang sudah memiliki basis pelanggan setia tentu menyenangkan. Namun, di era digital ini, membatasi penjualan hanya melalui toko fisik berarti melewatkan peluang besar.
Apakah Anda sudah siap menjangkau pasar yang lebih luas? Kini saatnya membawa toko offline Anda ke dunia online!
Toko Offline Anda Sudah Punya Basis Pelanggan? Permudah Mereka Sekarang Juga!
Seperti di Bandung, Surabaya, dan Malang, ada banyak mini market bukan franchise Alfa atau Indomaret. Mereka cukup unik, punya basis pelanggan sendiri. Apakah itu berdasarkan komplek atau wilayah di mana mereka berada, atau berdasar kekhususan produk, harga grosir, dan sebagainya.
Beberapa waktu yang lalu, KiosMaya telah menyelesaikan proyek pembuatan toko online untuk sebuah minimarket dengan banyak cabang di Jawa Timur. Mereka sudah ada basis pelanggan, tujuannya hanya untuk mengurangi antrian dan mempermudah para pelanggan mereka dalam mendapatkan kebutuhannya.
Kami melihat bahwa toko online multi cabang tersebut memiliki potensi untuk memperluas penjualan mereka ke seluruh Indonesia. Mungkin hanya di produk-produk tertentu saja yang akan dibeli oleh orang di luar wilayah pengantaran mereka.
Jadi, sembari mempermudah para pelanggan, mengurangi antrian di kasir, toko offline Anda juga dapat melebarkan sayap pemasaran dan penjualan ke seluruh Indonesia tanpa perlu investasi sewa tempat, cukup dengan membuat toko online saja.
Bayangkan pelanggan dari berbagai daerah atau negara membeli produk Anda tanpa harus mengunjungi toko fisik.
Raih Pasar yang Lebih Luas, Go National, Go Global!
Di Bandung, ada J-Mart, ADA Mart, dan bahkan toko swalayan seperti Toko Setiabudhi yang sebetulnya memiliki potensi untuk memperluas pemasaran mereka.
Toko Setiabudhi menyediakan banyak produk makanan dan minuman yang unik, mengarah pada speciality products. Artinya, produk tersebut mungkin sulit di dapat di tempat lain, dan ini artinya Toko offline seperti Toko Setiabudhi yang memiliki produk unik sangat memiliki potensi besar untuk memperluas pemasaran mereka.
Jadi, jika bisnis Anda menjual produk yang unik, berkemungkinan banyak dicari orang seperti kue, roti, pakaian, kerajinan, dan sebagainya, maka bisnis Anda berpeluang untuk memperluas pemasaran di era ekonomi digital sekarang ini.
Namun, untuk meng-online-kan toko offline ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan. Banyak di luar sana yang sudah mencoba dan berjalan tidak sesuai harapan akhirnya menjadi sia-sia.
Bagaimana Caranya dan Apa yang Perlu Diperhatikan?
Bikin toko offline jadi online tidaklah juga terlalu sulit. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, karena ini berkaitan atau harus terintegrasi dengan bisnis offline Anda, antara lain:
Manajemen Persediaan yang Sinkron
Seorang manajer toko swalayan di Bandung menghampiri saya ketika saya belanja roti “Sano Bella” dan selain kacang home-made. Ketika saya tanya kenapa toko online mereka sepertinya tidak berjalan.
Sesuai dugaan, permasalahan sinkronisasi stock offline dan online yang memang cukup rumit menjadi kendala. Ini membutuhkan sebuah team, tidak bisa seorang atau dua orang karyawan IT saja.
Salah satu tantangan terbesar adalah menjaga persediaan tetap sinkron antara toko offline dan online. Untuk itu, gunakan sistem manajemen inventaris terintegrasi. Sistem ini membantu Anda memantau stok secara real-time dan mencegah kebingungan dalam pembukuan dan stock-opname.
Untuk melakukan hal tersebut, kami dapat membuatkan midle-ware yang akan menyinkronkan stock dari data P.O.S (Point of Sales) atau Cash Register, dengan stock di website toko online Anda.
Pembayaran dan Pengiriman
Kenapa orang mau belanja di marketplace salah satunya adalah kemudahan pembayaran dan pengiriman. Dulu, toko online sering tidak dapat mengadakan fasilitas pembayaran instan dan hitung biaya kirim otomatis, namun sekarang semua sudah berubah.
Sebuah toko online dapat menggunakan gerbang pembayaran seperti midtrans, xendit, duitku, dan sebagainya. Sehingga, toko online tersebut dapat menerima pembayaran melalui e-wallet, virtual account, dan kartu kredit.
Untuk hal ini, Anda perlu membuat akun di penyedia gerbang pembayaran (payment gateway provider), kami dapat membantu Anda mengurusnya ketika menggunakan jasa pembuatan website toko online KiosMaya.
Selain itu, opsi pengiriman juga harus lengkap, mendukung produk yang dijual. Misal, bisa menggunakan paxel untuk makanan, atau menggunakan kargo untuk produk yang besar.
Perhatikan tips di bawah untuk mendukung proses on-boarding pelanggan offline ke online.
Tips Meningkatkan Layanan Pembayaran dan Pengiriman
- Promosi Gratis Ongkir: Berikan gratis ongkos kirim untuk pembelian tertentu.
- Konfirmasi Pembayaran Cepat: Gunakan sistem otomatis agar pembayaran dapat diproses lebih cepat.
- Komunikasi Aktif: Informasikan status pengiriman kepada pelanggan melalui email atau WhatsApp.
Layanan pembayaran dan pengiriman yang andal tidak hanya meningkatkan kepuasan pelanggan tetapi juga membantu membangun kepercayaan dan loyalitas mereka terhadap toko Anda.
Kemudahan Login dan Mobile Firendly Design
Jika dulu login ke toko online harus menggunakan email atau username, sekarang Anda bisa login di toko online menggunakan nomor WhatsApp yang akan mengirimkan kode OTP ke nomor WA Anda. Cara login toko online seperti ini selain memudahkan pelanggan juga akan meningkatkan keamanan website.
Anda tidak perlu terburu-buru untuk membuat aplikasi mobile, cukup design website toko online Anda semirip mobile apps.
Ketika fitur sudah bertambah banyak, dan pengguna juga sudah mencapai puluhan ribu orang, barulah pertimbangkan menggunakan mobile apps untuk toko online Anda.
Apa yang menjadi penting di sini adalah memiliki nama toko online yang sesuai dengan nama toko fisik atau nama bisnis Anda. Usahkan menggunakan nama toko online yang dapat mudah diingat oleh banyak orang.
Atau, Anda dapat membuat mobile apss yang hanya merupakan short-cut icon untuk membuka website toko online Anda, sehingga para pelanggan tidak perlu repot mengetikkan nama toko online Anda. Ini akan sangat berguna sekali, terutama ketika nama toko online Anda susah untuk diingat banyak orang.
Biaya Operasional Toko Online
Mengelola toko online membutuhkan jenis biaya operasional yang berbeda dibandingkan dengan toko offline. Berikut adalah rincian biaya yang perlu Anda pertimbangkan:
- Biaya Pengelolaan Website. Berkisar antara Rp. 750rb per bulan hingga Rp. 3.5 juta per bulan per outlet.
- Biaya Payment Gateway. Sekitar 2% per transaksi, QRIS 0.7% per transaksi.
- Biaya Pengemasan. Berkisar antara Rp. 1.000 hingga Rp. 5.000 per pengiriman.
- Biaya Pemeliharaan Website. Untuk plugin berbayar, seperti WA Notification, plugin Ongkir, lisensi platform, plugin loyalty reward, berkisar antara Rp. 100.000 per bulan hingga Rp. 1 juta per bulan.
- Biaya Promosi dan Pemasaran. Ini dapat Anda tentukan sendiri.
Biaya operasional toko online tidaklah memberatkan bisnis offline Anda yang sudah berjalan. Jadi, Anda tidak harus memilih antara toko online atau toko offline, Anda dapat memiliki keduanya. Jangkau pemasaran lebih luas, tanpa harus investasi sewa toko fisik lagi.
Promosi dan Pemasaran
Seperti yang telah dijelaskan di atas, sangat penting untuk melakukan proses on-boarding untuk aktivasi para pelanggan, alias memindahkan mereka dari datang ke outlet toko fisik Anda ke saluran online.
Anda dapat menggunakan WhatsApp blast untuk mengirim notifikasi ke seluruh pelanggan agar mengaktifkan akun mereka di website toko online Anda. Caranya, masukkan nomor WhatsApp, dan masukkan kode OTP, sangat memudahkan pelanggan.
Baca juga mengenai: Menghitung Biaya Pemasaran Digital untuk Bisnis Retail
Untuk pelanggan yang sudah ada (biasanya di wilayah sekitar toko fisik), tawarkan untuk pengiriman gratis. Sedangkan untuk di luar wilayah itu, baru kenakan biaya kirim sesuai dengan kurir yang mereka pilih.
Berikan program loyalty reward, misal dengan membeli sejumlah tertentu maka akan mendapatkan point yang dapat ditukarkan menjadi diskon pada pembelian selanjutnya.
Untuk pemasaran, Anda dapat menggunakan jasa penulisan artikel agar tidak terlalu menguras keuangan. Jika memang ada peluang pada produk tertentu untuk jual lebih banyak, maka barulah gunakan opsi untuk beriklan di Google atau di MetaAds.
Jangan lupa untuk hadir di media sosial sebagai sarana promosi dan pemasaran gratis Anda.
Komunikasi ke Pelanggan
Anda dapat menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Terutama setelah toko online Anda berhasil dibuat, maka selanjutnya Anda harus lakukan proses on-boarding atau melakukan aktivasi para pelanggan.
Kemudian, saat pelanggan melakukan pemesanan secara online, mereka akan mendapat pesan otomatis di WhatsApp untuk melakukan pembayaran. Atau, jika mereka sudah membayar, maka mereka akan mendapatkan notifikasi via WhatsApp bahwa pesanannya sedang diproses.
Berapa Investasi Awal Agar Toko Offline Dapat Memiliki Fasilitas Belanja Online?
Berikut gambaran estimasi biaya:
- Domain & Hosting: Mulai dari Rp. 1.500.000 – Rp. 5.000.000 per tahun. Hosting untuk toko online karena banyak menampung produk dan memproses transaksi akan memerlukan RAM, Processor, dan Storage yang berkualitas tinggi.
- Pembuatan Website: Rp. 5.000.000 – Rp. 75.000.000 (tergantung fitur).
- Pemasaran Digital: Rp. 1.500.000 – Rp. 15.000.000 per bulan. (tergantung jumlah pemirsa yang akan dijangkau).
- Integrasi Sistem Manajemen (middle-ware): Rp. 25.000.000 – Rp.100.000.000 (satu kali).
Total Investasi Awal Toko Online: Rp. 8.000.000 sampai Rp. Rp. Investasi ini dapat disesuaikan dengan skala bisnis Anda. Jangan khawatir, hasilnya akan sepadan dengan peluang yang terbuka.
Jika toko offline Anda belum menggunakan P.O.S atau cash register, justru ini akan semakin memperkecil biaya investasi awal, karena website toko online sekarang ini sudah dapat menjadi P.O.S atau cash register sekaligus, dengan demikian, biaya integrasi sistem manajemen atau middle-ware tidak ada.
Kenapa Tidak Menggunakan Marketplace Saja? Kan Gratis!
Marketplace memang tampak menggiurkan karena gratis dan praktis. Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
- Persaingan Ketat: Banyaknya produk serupa dapat membuat produk Anda tenggelam.
- Keterbatasan Branding: Anda tidak bisa membangun identitas merek secara maksimal.
- Biaya Komisi: Banyak marketplace mengambil komisi dari setiap transaksi.
Solusi terbaik? Gabungkan marketplace dengan toko online milik Anda. Marketplace dapat menjadi pintu masuk pelanggan baru, sedangkan toko online memperkuat hubungan pelanggan.
Baca juga mengenai: Biaya Jualan Pakai Website Toko Online v.s Marketplace
Kesimpulan
Kita telah banyak melihat bisnis offline yang tumbang, seperti sepinya pusat perbelanjaan, dan toko-toko yang disewakan di pinggir jalan. Hal ini tidak terlepas karena adanya perubahan perilaku konsumen di era digital yang semakin dimanja oleh kemudahan digital.
Kini, antara toko online dan toko offline bukan menjadi suatu pilihan, akan tetapi saling melengkapi satu sama lain.
Menambahkan fasilitas toko online merupakan langkah strategis untuk mengatasi pesaingan, menjangkau pasar yang lebih luas, mengurangi beberapa biaya operasional fisik, dan meningkatkan efisiensi.
Ambil keputusan sekarang juga, hubungi KiosMaya untuk memulai langkah strategis bisnis Anda.